Pesan revolusi syaikh Usamah bin Ladin untuk umat Islam
Januari 19, 2012
(Arrahmah.com) –
Dua minggu setelah syahidnya syaikh Usamah bin Ladin, yayasan media As-Sahab
merilis pesan audio beliau. Ceramah enam menit yang direkam sebelum beliau
syahid tersebut berbicara tentang revolusi yang tengah marak di dunia Arab.
Bagaimana pandangan beliau mengenai revolusi di dunia Arab? Apa pesan dan
nesehat beliau untuk kaum muslimin terkait dengan revolusi tersebut? Berikut
terjemahan pesan beliau yang diambil dari forum Anshar Media.
Yayasan
Media As-Sahab
16
Jumadi Tsaniyah 1432 H
19
Mei 2011 M
Mempersembahkan
Pesan syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah untuk umat Islam
Tentang revolusi di negeri-negeri kaum muslimin
Segala puji bagi
Allah. Kami memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya, dan meminta ampunan-Nya. Kami
berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa kami dan keburukan amal perbuatan
kami. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, niscaya tidak ada yang dapat
menyesatkannya dan barangsiapa disesatkan oleh Allah, niscaya tidak ada yang
dapat memberinya petunjuk.
Saya bersaksi
bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya
dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya.
Amma ba’du…
Wahai umatku,
umat Islam. Kami mengikuti bersamamu peristiwa sejarah yang besar ini. Kami
menyertaimu dalam kegembiraan, keceriaan, kebahagian, dan suka cita. Kami
gembira karena kegembiraanmu, dan kami bersedih karena kesedihanmu. Kami
sampaikan ucapan selamat kepadamu atas kemenangan-kemenenganmu, semoga Allah
menerima para syudaha’mu, menyembuhkan orang-orang yang terluka di antaramu,
dan membebaskan orang-orang yang tertawan di antaramu.
Wa ba’du…
Hari-hari
baru terbit dengan kemuliaan pemeluk Islam
para penguasa
di negeri-negeri Arab bersembunyi
singgasana
kekuasaan telah dilipat hingga datang
kepada kita
berita harapan kabar gembira dan panji-panji kemenangan
Umat Islam telah
lama menghadapkan muka mereka, menunggu-nunggu kemenangan yang berita-berita
gembira tentang kedatangannya mulai nampak dari Timur (Afghanistan,
pent). Ternyata matahari revolusi terbit dari sebelah Barat (Tunisia lalu
Mesir, pent). Revolusi mulai memancarkan sinarnya di negeri Tunisia, maka
umat Islam menyambutnya dengan suka cita, wajah bangsa-bangsa muslim berseri
ceria karenanya. Adapun kerongkongan para penguasa tercekik dan bangsa Yahudi
gemetar ketakutan karena telah dekatnya janji-janji (kemenangan Islam atas
mereka, pent). Dengan tumbangnya sang taghut (diktator), runtuh pula makna
kehinaan, ketertundukan, ketakutan, dan kemunduran. Sebaliknya bangkitlah makna
kebebasan, kemuliaan, keberanian, dan kesiapan untuk maju. Maka angin perubahan
bertiup kencang demi menginginkan kemerdekaan. Tunisia telah menjadi pelopor atas
hal itu. Lalu secepat kilat, para ksatria negeri Kinanah (Mesir, pent)
mengambil bara api (contoh, pent) dari para revolusioner Tunisia ke
lapangan At-Tahrir. Maka terjadilah revolusi yang besar? Revolusi apakah
gerangan?
Revolusi
penentuan nasib bagi seluruh Mesir dan segenap umat Islam jika mereka berpegang
teguh dengan tali agama Allah. Revolusi ini bukanlah revolusi makanan dan pakaian.
Ia adalah revolusi kemuliaan dan harga diri, revolusi pengorbanan, menerangi
seluruh kota
dan desa sungai Nil dari wilayah dataran rendah hingga dataran tinggi. Maka
kemuliaan putra-putra Islam mulai terlihat. Jiwa-jiwa mereka merindukan
kejayaan nenek moyang mereka. Mereka memungut di lapangan At-Tahrir Kairo bara
api untuk mengalahkan pemerintahan-pemerintahan yang lalim. Mereka tegak
melawan kebatilan. Mereka angkat tinggi-tinggi kepalan tangan mereka sebagai
perlawanan terhadap kebatilan. Mereka tiada gentar terhadap tentara kebatilan.
Mereka saling berjanji dan mereka meneguhkan janji tersebut. Tekad mereka telah
bulat, lengan tangan mereka saling menopang, dan revolusi pun menjanjikan
kemenangan.
Kepada mereka,
para revolusioner yang merdeka, di seluruh negara…
Pegang teguhlah
oleh kalian kendali inisiatif! Waspadailah diplomasi (dengan pemerintahan
zalim nan kafir, pent)! Karena sesungguhnya tidak ada jalan tengah antara
pengikut kebenaran dan pengikut kesesatan. Sekali-kali tidak mungkin ada.
Ingatlah oleh
kalian bahwa Allah telah mengaruniakan kepada kalian hari-hari yang masih akan
ada kelanjutannya. Kalianlah para ksatria berkuda dan komandannya. Di tangan
kalianlah tali kekang dan kendali urusannya. Umat Islam ‘menabung’ kalian untuk
peristiwa yang besar ini, maka sempurnakanlah perjalanan dan janganlah kalian
gentar dengan kesulitan yang bakal menghadang.
Perjalanan
menuju tujuan telah dimulai
Orang merdeka
maju ke depan dengan tekad bulat
Jika orang
merdeka telah mulai menempuh jalan
Tak kan pernah merasa lelah
atau berhenti
Sekali-kali ia
tidak akan berhenti sehingga tujuan-tujuan yang direncanakan telah tercapai dan
harapan-harapan yang dicanangkan telah tergapai, dengan izin Allah SWT.
Revolusi kalian adalah poros mesin gilingan dan tempat penggantungan harapan
orang-orang yang tertindas dan terluka. Kalian telah membebaskan dari umat ini
banyak penderitaan yang berat —semoga Allah membebaskan kalian dari berbagai
penderitaan—, dan kalian telah merealisasikan banyak harapan besar —semoga Allah
SWT merealisasikan harapan-harapan kalian—.
Jalan tegak
seperti halte bagi kalian
Keputus asaan
di belakang, harapan di depan
Kemuliaan
dikembalikan dengan darah, sebagaimana ia dirampas dengan darah
Singga
pemberani mati demi membela sarangnya
Siapa
mengorbankan nyawanya yang berharga demi Rabbnya
Tuk melawan
kebatilan mereka, bagaimana ia akan dicela?
Wahai putra-putra
umatku, umat Islam…
Di depan kalian
ada perempatan jalan-jalan yang genting dan kesempatan sejarah yang agung lagi
jaran terjadi, untuk membangkitkan umat Islam dan membebaskan diri dari
peribadatan kepada hawa nafsu para penguasa, undang-undang positip, dan
hegemoni Barat.
Merupakan sebuah
dosa besar dan kebodohan yang besar apabila kesempatan yang telah
ditunggu-tunggu oleh umat Islam sejak banyak dekade ini berlalu sia-sia belaka.
Maka pergunakanlah kesempatan ini sebaik mungkin! Hancurkanlah patung-patung
dan berhala-berhala! Tegakkanlah keadilan dan keimanan!
Dalam kesempatan
ini, saya mengingatkan orang-orang yang jujur (tulus berjuang untuk Islam,
pent) bahwa membentuk sebuah majlis yang memberikan pendapat dan musyawarah
kepada bangsa-bangsa muslim dalam seluruh aspek yang urgen merupakan sebuah
kewajiban syar’i. Kewajiban itu lebih tegas lagi atas diri para aktivis Islam
yang memiliki ghirah, yang sejak lama mereka telah memberi nasehat urgensi
mencabut pemerintahan-pemerintahan yang zalim ini sampai ke akar-akarnya.
Para aktivis Islam
tersebut memiliki tingkat kepercayaan (dukungan) yang luas di kalangan kaum
muslimin. Maka mereka harus memulai program ini dan mengumumkannya dengan
segera, jauh dari dominasi para penguasa diktator. Mereka harus harus membuat
‘kamar operasi’ (lembaga riset dan litbang, pent) yang memantau (mengikuti)
perkembangan kejadian agar bekerja melalui langkah-langkah yang seimbang
(terukur) yang mencakup seluruh kebutuhan umat Islam. Mereka harus mengambil
manfaat dari saran-saran para tokoh cendekiawan umat ini, dan meminta bantuan
lembaga-lembaga kajian yang profesional serta orang-orang bijak nan ahli umat
ini untuk menyelamatkan umat ini yang tengah berjuang dalam rangka menjatuhkan
para penguasa taghut, sedang putra-putra umat ini menghadapi berbagai
pembantaian. Mereka harus membimbing dan mengarahkan bangsa-bangsa muslim —yang
tengah berjuang untuk menjatuhkan penguasa dan pilar-pilarnya— dengan
langkah-langkah yang seharusnya (tepat) untuk melindungi revolusi ini dan
merealisasikan tujuan-tujuannya.
Demikian juga
wajib saling membantu dengan bangsa-bangsa yang belum memulai revolusi, untuk
menentukan hari H dan apa yang harus dikerjakan sebelumnya. Sebab,
keterlambatan akan menyebabkan hilangnya kesempatan. Sebaliknya, tergesa-gesa
sebelum saatnya hanya akan menambah jumlah korban. Saya perkirakan angin
perubahan akan melanda seluruh dunia Islam, dengan izin Allah. Maka para pemuda
wajib mempersiapkan hal-hal yang semestinya untuk menghadapi peristiwa
tersebut. Janganlah mereka memutuskan sebuah perkara sebelum mereka
bermusyawarah dengan para ahli yang berpengalaman lagi jujur, yang jauh dari
solusi-solusi ‘titik temu’ (saling menguntungkan dengan taghut, pent) dan
berkompromi dengan para penguasa zalim. Dalam syair (karya al-Mutanabbi, pent)
telah disebutkan:
Gagasan itu
mendahului keberanian seorang pemberani
Gagasan yang
pertama, keberanian yang kedua
Wahai umatku,
umat Islam…
Sejak beberapa
decade yang lalu, engkau telah menyaksikan banyak revolusi. Masyarakat
menyambutnya dengan gembira, namun tak lama sesudah itu justru merasakan
bencana-bencananya. Jalan untuk menjaga umat ini dan revolusinya pada hari ini
dari kesesatan dan kegelapan adalah memulai dengan revolusi kesadaran dan
meluruskan pemahaman-pemahaman dalam seluruh bidang kehidupan, apalagi
bidang-bidang pokok. Bidang yang paling penting adalah rukun Islam yang
pertama, dan sebaik-baik buku yang ditulis dalam hal itu adalah kitab ‘Mafahim Yanbaghi an Tushahhah’
(Konsep-konsep yang seharusnya diluruskan) karya syaikh Muhammad Qutub.
Lemahnya
kesadaran kebanyakan putra umat ini yang timbul dari wawasan yang keliru yang
disebar luaskan oleh para penguasa sejak dekade yang lama, merupakan musibah
terbesar. Musibah-musibah lain yang menimpa umat ini hanyalah salah satu buah
yang pahit dari buah-buah musibah terbesar ini. Itulah wawasan kerendahan,
keterbudakan, ketundukan, dan ketaatan mutlak kepada para penguasa —-sebuah
bentuk peribadatan kepada para penguasa selain peribadatan kepada Allah—
mengalah kepada para penguasa dalam hak-hak dunia dan agama yang paling urgen;
menjadikan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan tokoh-tokoh berkisar pada poros
penguasa…telah menjadikan manusia kehilangan kemanusiaannya, menjadikannya
berlari di belakang penguasa dan keinginan-keinginan penguasa, tanpa sadar atau
mengetahui duduk perkaranya, sehingga ia menjadi sekedar pengekor, jika
masyarakat baik maka ia ikut-ikutan baik, jika masyarakat buruk maka ia
ikut-ikutan buruk. Ia menjadi barang dagangan yang murah, penguasa berbuat
kepadanya semuanya sendiri. Mereka adalah para korban kezaliman dan penindasan
di negeri-negeri kita. Para penguasa
mengeluarkan mereka agar mereka meneriakkan (yel-yel dukungan, pent) kepada
para penguasa tersebut dan berdiri dalam parit (kelompok pendukung) para
penguasa tersebut.
Para penguasa telah
berusaha untuk membuat rakyat melepaskan hak terpenting yang telah Allah
berikan kepada mereka. Para penguasa meniadakan akal sehat umat ini dan
meminggirkan peranannya dalam seluruh bidang kehidupan yang penting melalui
pengerahan usaha intensif lembaga-lembaga keagamaan negara dan media massa negara yang
menetapkan keabsahan pemerintahan para penguasa tersebut. Mereka ‘menyihir’
mata, akal, dan keinginan rakyat. Mereka melaris-maniskan ‘pemberhalaan’
penguasa. Mereka membangunkan pondasi keabsahan pemerintahan para penguasa
tersebut secara dusta, atas nama agama dan tanah air. Mereka menanamkan hal itu
dalam hati rakyat, agar rakyat menghormati para penguasa, orang-orang tua
menganggap kesuciannya, dan anak-anak tidak selamat darinya. Padahal anak-anak
tersebut adalah amanah di pundak kita, dan mereka dilahirkan di atas fitrah. Para penguasa membunuh fitrah anak-anak tanpa perasaan
dan tanpa kasih sayang. Orang tua memasuki masa jompo di atas keadaan seperti
itu dan anak-anak tumbuh dewasa dalam suasana itu pula. Para
taghut semakin melampaui batas dan kaum yang tertindas semakin tertindas. Maka
apalagi yang kalian tunggu?
Maka
selamatkanlah diri kalian dan anak-anak kalian! Kesempatan emas telah muncul,
terkhusus lagi setelah para pemuda umat ini menanggung resiko-resiko revolusi
ini dan musibah-musibahnya, peluru taghut dan siksaannya. Para
pemuda itu telah membukakan jalan dengan pengorbanan-pengorbanan mereka. Mereka
membangun jembatan kemerdekaan dengan darah-darah mereka. Para
pemuda yang usianya masih belia. Mereka menceraikan dunia kehinaan dan
penindasan. Mereka meminang kemuliaan atau kuburan (kematian). Apakah para
penguasa telah sadar bahwa rakyat telah keluar, dan sekali-kali mereka tidak
akan kembali, sehingga mereka berhasil merealisasikan janji-janji dengan izin
Allah SWT.
Sebagai penutup
pesan ini…
Sesungguhnya
kezaliman besar di negeri-negeri kita telah mencapai tarap yang demikian besar.
Kita terlalu terlambat dalam mengingkari dan merubahnya. Barangsiapa
sudah memulai (mengingkari dan merubah kezaliman besar tersebut), hendaklah ia
menyelesaikannya, semoga Allah menolongnya. Dan barangsiapa belum memulai,
hendaklah ia menyiapkan perbekalan untuk menghadapinya! Renungkanlah hadits
shahih bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَا
مِنْ نَبِيٍّ بَعَثَهُ اللَّهُ فِي أُمَّةٍ قَبْلِي إِلَّا كَانَ لَهُ مِنْ
أُمَّتِهِ حَوَارِيُّونَ وَأَصْحَابٌ يَأْخُذُونَ بِسُنَّتِهِ وَيَقْتَدُونَ
بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِنَّهَا تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خُلُوفٌ يَقُولُونَ مَا لَا
يَفْعَلُونَ وَيَفْعَلُونَ مَا لَا يُؤْمَرُونَ فَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِيَدِهِ
فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلِسَانِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَمَنْ
جَاهَدَهُمْ بِقَلْبِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنْ الْإِيمَانِ
حَبَّةُ خَرْدَلٍ
“Tiada seorang
nabi pun yang Allah utus pada umat sebelumku, melainkan ia memiliki hawarriyun
(para pendukung utama) dan sahabat-sahabat dari kalangan umatnya. Mereka
mengambil sunah nabi tersebut dan mengikuti perintahnya. Setelah mereka
berlalu, maka muncul beberapa generasi yang mengatakan apa yang tidak mereka
kerjakan, dan mengerjakan apa yang tidak diserahkan kepada mereka. Barangsiapa
berjihad melawan mereka dengan tangannya, maka ia adalah seorang mukmin.
Barangsiapa berjihad melawan mereka dengan lisannya, maka ia adalah seorang
mukmin. Dan barangsiapa berjihad melawan mereka dengan hatinya, maka ia adalah
seorang mukmin. Di balik itu tiada keimanan lagi walau sebesar biji sawi.” (HR.
Muslim)
Beliau SAW juga
bersabda:
سَيّدُ
الشّهُداءِ حَمْزَةُ بْنُ عَبْدِ الْمطّلِبِ ، وَرَجُلٌ قامَ إِلى إِمامِ جائِزٍ ،
فَأَمَرَهُ وَنَهاهُ فَقَتَلَهُ
“Pemimpin para
syuhada’ adalah Hamzah bin Abdul Muthalib dan seorang laki-laki yang melakukan
amar ma’ruf dan nahi munkar kepada penguasa yang zalim, maka penguasa itu
membunuhnya.” (HR. Al-Hakim)
Saya ucapkan
selamat bagi siapa yang keluar dengan niat yang agung ini. Jika ia terbunuh,
maka ia menjadi pemimpin para syuhada’. Dan jika ia hidup, maka ia mulia dan
Berjaya. Maka perjuangkanlah kebenaran dan janganlah menghiraukan resikonya!
Mengatakan
kebenaran kepada taghut
Adalah
kemuliaan dan kabar gembira
Itulah jalan
kemuliaan di dunia
Dan jalan
kebahagiaan di akhirat
Jika mau,
silahkan mati sebagai budak
Dan jika mau,
silahkan mati sebagai orang merdeka
Ya Allah,
berikanlah kemenangan yang nyata kepada orang-orang yang berjuang untuk
menegakkan agama-Mu! Karuniakanlah kesabaran, ketepatan, dan keyakinan kepada
mereka!
Ya Allah,
realisasikanlah untuk umat ini perkara yang lurus, dengannya orang-orang yang
mentaati-Mu dimuliakan dan orang-orang yang mendurhakai-Mu dihinakan, perbuatan
yang ma’ruf diperintahkan dan perbuatan yang mungkar dilarang
Wahai Rabb kami,
berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan
lindungilah kami dari api neraka!
Ya Allah,
kuatkanlah orang yang lemah di antara kami, sembuhkanlah orang yang terluka di
antara kami, dan teguhkanlah pijakan kaki kami!
Ya Allah,
hancurkanlah para pemimpin kezaliman, lokal maupun internasional, dan
menangkanlah kami atas kaum yang kafir.
Akhir doa kami
adalah segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.
(muhib
al-majdi/arrahmah.com)
Read more: Arrahmah.com
No comments:
Post a Comment