PENTINGNYA MEMAHAMI SIRAH NABI
(SAW)
Ditulis oleh Dewan Asatidz
Rasulullah (saw) adalah seorang
contoh manusia yang paling dimuliakan oleh Allah. Seorang tokoh idola yang
seharusnya ditiru. Terutama, bagi siapa saja yang ingin menjadi ahli surga. Nabi
(saw) adalah seseorang dengan seluruh perilakunya mengandung kebaikan. membawa
kebahagiaan, memberi ketenangan dan menciptakan keharmonisan. Allah SWT memilih
Muhammad sebagai rasul-Nya untuk diikuti akhlaknya. Karena hanya dengan
mengikuti Muhammad (saw), kebahagaiaan dunia-akhirat bisa tercapai.
Rasulullah (saw) adalah seorang
contoh manusia yang paling dimuliakan oleh Allah. Seorang tokoh idola yang
seharusnya ditiru. Terutama, bagi siapa saja yang ingin menjadi ahli surga.
Nabi (saw) adalah seseorang dengan seluruh perilakunya mengandung kebaikan.
membawa kebahagiaan, memberi ketenangan dan menciptakan keharmonisan. Allah SWT
memilih Muhammad sebagai rasul-Nya untuk diikuti akhlaknya. Karena hanya dengan
mengikuti Muhammad (saw), kebahagaiaan dunia-akhirat bisa tercapai. Mari kita
ringkas mengenai pentingnya memahami Sirah Nabi dalam beberapa hal berikut ini
:
Pertama : Sirah (perjalanan
hidup) Rasulullah (saw), merupakan terjemahan hidup Al-Qur'an yang paling
lengkap. Firman Allah : "Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur'an agar kamu
menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka "
( QS.16:44 ). Begitu juga, Allah SWT menurunkan Al-Qur'an secara
barangsur-angsur, sesuai dengan kejadian yang terekam dalam sirah Nabi (saw).
Dari sini terlihat dengan jelas bahwa untuk memahami isi Al-Qur'an, kita harus
memahami sirah Nabi (saw).
Kedua, Sirah Rasulullah (saw)
adalah sirah yang paling agung dan paling lengkap. Terjaga dari penyimpangan
dan penyelewengan. Para ulama sepanjang sejarah telah mempertahankan keaslian
sirah ini dengan mempertahankan urutan sanad secara ketat. Ketat dalam arti
bahwa para perawi sirah ini harus mempunyai kejujuran yang tinggi, dan diantara
mereka harus sambung menyambung tanpa putus. Berbeda dengan periwayatan
nabi-nabi sebelumnya, kita kesulitan untuk menemukan kisah yang lengkap tentang
mereka. Misalnya mengenai masa kecil seorang nabi sebelum Muhammad (saw) dan
seterusnya. Kalaupun ada – sebagaimana yang terdapat dalam buku Injil -
seringkali periwayatannya sulit dipertanggung-jawabkan keasliannya, bahkan
kerap menodai derajat kenabian mereka yang pada dasarnya identik dengan
kesucian dan kemuliaan akhlak.
Ketiga, perjalanan hidup
Rasulullah sangat transparan, tidak ada yang rahasia, dan tidak ada yang
disembunyikan. Dari sejak masuk kamar mandi, cara tidur, cara masuk dan keluar
rumah, cara bergaul dengan istri-istri, hingga kepribadaian sebagai seorang
ayah, sebagai seorang teman dari sahabat-sahabatnya, seorang penglima perang,
seorang pemuka agama, dan sebagai seorang pemimpin negara.
Dan yang menarik, bahwa semua
sisi dari dimensi hidup yang baru saja kita sebutkan, merupakan cerminan
kebaikan, contoh akhlak yang paling mulia, dan tauladan yang patut diikuti.
Allah berfirman : " Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan
( kedatangan ) hari Kiamat dan di banyak menyebut Allah " ( QS.33:21 ).
Keempat, siapapun yang membaca sirah Rasulullah (saw) pasti akan menemukan
bahwa beliau adalah manusia biasa. Makan dan minum seperti kita. Mendapatkan
ujian dan kesulitan hidup. Diusir dari kampung halamannya. Dihina dan disiksa
oleh orang-orang yang membencinya. Seringkali kelaparan kerena kefakirannya.
Namun, karena ketabahan yang sangat tinggi, Muhammad (saw) sanggup menahan
lapar dengan penuh izzah (kehormatan). Dan karena kesabaran, beliau tidak
pernah mengeluh sekalipun harus melakukan hijrah. Lantaran kegigihan, beliau
sanggup menghadapi segala cobaan yang dihadapi. Karena keteguhan iman beliau
tidak pernah putus asa. Dan berkat kesungguhan menjalani sunnatullah, Nabi
(saw) mengambil segala sebab dan proses yang benar, dan bertawakkal kepada
Allah secara mendalam. Akhirnya, Nabi (saw) mencapai kemenangan.
Sungguh tidak ada alasan bagi
siapapun untuk mengatakan bahwa rahasia keberhasilan Muhammad dalam berda'wah
adalah karena semata kerasulannya, seperti halnya seorang jagoan dalam sebuah
film, yang sutradara telah menentukan ia pasti menang, kendati ia dengan atau
tanpa berusaha. Tidak, Rasulullah bukan – dan tidak bisa diumpamakan sama
sekali dengan - seorang jagoan dunia film. Beliau hidup di alam nyata. Beliau
pernah kalah, dalam perang Uhud karena sebab-sebab tertentu. Dengan demikian,
anggapan salah jika mengatakan, "wajar kalau Muhammad (saw) berhasil.
Beliau kan Rasulullah, tidak bisa diumpamakan dengan kita". Pernyataan
seperti itu, ternyata tidak hanya memperlemah keimanan dan kesungguhan kita
untuk mengikuit jejak Rasulullah (saw) dengan sesungguh-sungguhnya dalam
perjuangan menegakkan Islam di muka bumi. Melainkan justru dari sinilah
munculnya berbagai penyakit umat yang kemudian menyebabkan kelumpuhan,
keterpurukan, saling menggerogoti kekuatan yang ada, perpecahan berantai dalam
tubuh masyarakat Muslim yang berujung dengan kemunduran umat Islam.
Wallalhu a’lam bisshowab.
No comments:
Post a Comment