Dan Kaum Itu Pun Diganti Oleh
Allah! Memaknai Lebih Dalam Arti Al Ghuraba’
By Abu Yusuf Dibaca sebanyak: 1485 kali
November 20,
2014
Abu Yusuf
untuk Al-Mustaqbal Channel
Sulit untuk digambarkan perasaan para sahabat ketika
Rasulullah mengabarkan tentang isyarat murtadnya Bangsa Arab
suatu saat nanti. Ketika turun ayat 38 surah Muhammad, “Jika kamu berpaling
(dari agama), niscaya Dia (Allah) akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain,
dan mereka tidak akan seperti kamu”, maka sebagian sahabat bertanya, “Ya
Rasulullah, jika kita berpaling, siapakah yang akan menggantikan tempat
(kedudukan) kita?” Nabi meletakkan tangannya yang penuh berkah ke atas bahu
Salman al-Farisi dan bersabda, “Dia dan kaumnya (yang akan menggantikan kamu).
Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, jika agama ini bertaburan di
‘Tsurayya’, maka sebagian dari orang Persia akan mencarinya dan memegangnya.”
(HR Tirmidzi)
Pada hari ini, ketika merujuk Bangsa Persia bukanlah
merujuk kepada Iran
dan Syiahnya, karena pada masa ini generasi-generasi bangsa Persia telah
tersebar ke seluruh benua sebagai imigran, seperti di Eropa, Amerika,
Australia dan Asia. Bahkan ketika dahulu kekhilafahan menguasai Persia,
orang-orang Persia telah menyebar dan membaur di Irak, Syam dan Jazirah Arab.
Sedang pada ayat yang lain, surah Al Ma’idah ayat 54,
juga ada isyarat serupa, “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di
antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu
kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap
lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap
orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada
celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha
Mengetahui.” Beberapa riwayat dan ahli tafsir seperti Ibnu Katsir merujuk
pada kaum Abu Musa Al Asy’ary dari negeri Yaman yang akan menggantikan Bangsa
Arab bila murtad dari agamanya.
Namun isyarat-isyarat akan hadirnya suatu kaum yang
akan menggantikan posisi bangsa Arab tidaklah sampai disitu saja. Hadits
mengenai sosok Al Ghuraba’ di akhir zaman menyiratkan makna yang lain, yakni
kedatangan muhajirin dari berbagai kaum dan ras dari seluruh dunia ke tanah
arab! Allahu Akbar! Apakah mereka yang akan menggantikan posisi bangsa Arab?
Sebagaimana diulas secara panjang lebar dalam Majalah
Dabiq edisi 3, yang bertajuk Bumi Syam adalah bumi Malahim (Al Malhamah Kubro).
Di bagian ketiga dalam tulisan tersebut bahkan
dikatakan oleh penulis : “Saya tidak punya keraguan sedikitpun bahwa Daulah ini
(Daulah Khilafah Islamiyah), -yang mana telah mengumpulkan jumlah Muhajirin
terbesar di bumi Syam dan telah menjadi pengumpul muhajirin terbesar di dunia
ini- adalah sebuah ‘keajaiban sejarah‘ yang hanya akan muncul untuk membuka
jalan bagi “Al-Malhamah Al-Kubra” (Pertempuran terbesar menjelang hari kiamat).
Wallahu’alam.
Siapakah para Muhajirin yang telah berkumpul di bumi
Syam, bumi Al Malhamah Al Kubro tersebut?
Di bagian dua dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa
para Muhajirin itu adalah orang-orang yang telah berhijrah, orang-orang yang
memisahkan diri dari kabilah-kabilah mereka, di saat Islam telah menjadi asing
sebagaimana sedia kala.
Demikian penjelasannya :
Ibn Mas’ūd (radiyallāhu ‘anh) berkata bahwa Rasulullah
(sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda, “Sesungguhnya Islam datang dalam
keadaan asing dan ia akan kembali menjadi asing sebagaimana awal mula
kedatangannya, maka beruntunglah orang-orang yang asing.” Ada yang bertanya,
“Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang asing?”. Beliau menjawab, “Yaitu
orang-orang yang memisahkan diri dari kabilah-kabilah (suku-suku)
mereka.”[Riwayat Imam Ahmad, ad-Darimi, dan Ibn Majah, dengan sanad Sahih]
Imām Abū Mus’ab az-Zarqāwī (rahimahullah) berkata,
“Allah telah menggambarkan para Ghuraba’(orang-orang asing) ini dengan beberapa
karakteristik, diantara adalah mereka ‘nuzza’ dari orang-orang, atau ‘nuzza’
dari kabilah mereka. Kata ‘nuzza’ adalah bentuk jamak dari ‘nazi’ dan arti dari
‘nazi’ adalah orang asing yang memisahkan diri dari keluarga dan kabilahnya
[artinya dia pergi dan menjauhkan dirinya dari mereka], dan ‘naza’i’ dari
unta-unta adalah orang luar. Al-Harawi (rahimahullah) berkata, ‘Dengan hadits
ini Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) memaksudkan dengan para muhajirin
yang telah meninggalkan tanah air mereka dan berhijrah demi Allah ta’ala”
[al-Qābidūna ‘alal-Jamr].
[al-Qābidūna ‘alal-Jamr].
Al-Baghawī (rahimahullāh) berkata dalam
“Sharhus-Sunnah”, “Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) memaksudkan dengan
para muhajirin yang telah meninggalkan tanah air mereka dan berhijrah demi Allah
‘azza wa jall.” Ibnul-Athir (rahimahullah) juga menyatakan demikian dalam
“an-Nihayah.” As –Sindi menyatakan bahwa mereka adalah “Mereka yang
meninggalkan tanah airnya untuk menegakkan Sunnah-sunnah Islam”
[Kifāyatul-Hājah].
[Kifāyatul-Hājah].
Jadi, mereka-mereka yang akan hadir dalam Al Malhamah
Al Kubro di bumi Syam nanti, sebagai pembuka jalan, adalah para Muhajirin,
orang-orang asing (Al-Ghuroba), dan Nuzza, yang berhijrah meninggalkan kabilah
dan tanah air mereka.
Lalu, “Nuzza’” ini berkumpul di Syam, bumi malahim dan
bumi dari al-Malhamah al-Kubra. Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wasallam) telah
mengkabarkan tentang pertempuran yang akan terjadi di Syam dan sekitarnya,
seperti al-Ghutah, Damaskus, Dābiq (atau al-A’māq), sungai Euphrates, dan
Konstantinopel (yang mana berada di dekat Syam), dan juga Baytul-Maqdis
(Jerusalem), pintu gerbang Lodd, danau Tiberius, sungai Jordan, Bukit Sinai,
dan sebagainya. Dan beliau (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) telah mengaitkan bumi
yang berbarokah ini (Syam) dengan banyak kejadian yang berhubungan dengan
al-Masih (Nabi Isa), Al-Mahdi dan Dajjal.
Abud-Darda’ (radiyallahu ‘anh) berkata bahwasanya
Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda, “Sesungguhnya benteng
kaum muslimin pada hari al-Malhamah al-Kubra (pertempuran terbesar di akhir
zaman) berada di al-Ghutah, di samping kota yang bernama Damascus, salah satu
kota terbaik di Syam”
[sahīh – diriwayatkan oleh Imām Ahmad, Abū Dāwūd, and al-Hākim].
[sahīh – diriwayatkan oleh Imām Ahmad, Abū Dāwūd, and al-Hākim].
Abdullāh Ibn ‘Amr (radiyallāhu ‘anhumā) berkata
bahwasanya Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda, “Aku melihat
tiang dari al-Kitab diambil dari bawah bantalku, maka aku mengikutinya dan ada
sebuah cahaya bersinar yang mengarah menuju Syam. Sesungguhnya iman pada saat
terjadi fitnah, adalah di Syam”
[sahīh – diriwayatkan oleh al-Hākim]
[sahīh – diriwayatkan oleh al-Hākim]
Abū Dharr (radiyallāhu ‘anh) berkata bahwasanya
Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda,”Syam adalah bumi tempat
berkumpul dan menyebar [maksudnya tempat “Hari Kebangkitan”]“ [sahih –
diriwayatkan oleh al-Bazzar dan yang lainnya]
Syaikh Hamūd at-Tuwayjirī (rahimahullāh), dalam
mengomentari beberapa riwayat mengenai fitnah dan pertempuran di Syam, berkata
“Dalam riwayat-riwayat ini adalah bukti bahwa Kelompok at-Tā’ifatul-Mansūrah
(kelompok yang akan dimenangkan oleh Allah) akan berada di Syam pada saat
mendekati kiamat nanti, karena Khilafah akan tegak di sana. Mereka akan terus
berada di sana dan tetap menampakkan kebenaran sampai Allah mengirimkan
angin lembut dan mencabut nyawa dari setiap orang yang memiliki iman di hatinya,
sebagaimana yang telah ada dalam riwayat sahih bahwa Rasulullah (sallallāhu
‘alayhi wa sallam) bersabda, ‘Sampai Allah mendatangkan keputusannya
sementara mereka tetap dalam kondisi demikian’” [Ithāful-Jamā’ah].
Maka, apakah kalian berani mengklaim sebagai Al
Ghuroba’ sedangkan kalian belum meninggalkan kabilah (negara) kalian dan
berhijrah?
Wallahu’alam bishowab.
No comments:
Post a Comment