Friday, November 21, 2014

GHUROBA

Dan Kaum Itu Pun Diganti Oleh Allah! Memaknai Lebih Dalam Arti Al Ghuraba’


By Abu Yusuf Dibaca sebanyak: 1485 kali

November 20, 2014




Abu Yusuf untuk Al-Mustaqbal Channel

Sulit untuk digambarkan perasaan para sahabat ketika Rasulullah mengabarkan tentang isyarat murtadnya Bangsa Arabhttp://cdncache-a.akamaihd.net/items/it/img/arrow-10x10.png suatu saat nanti. Ketika turun ayat 38 surah Muhammad, “Jika kamu berpaling (dari agama), niscaya Dia (Allah) akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu”, maka sebagian sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, jika kita berpaling, siapakah yang akan menggantikan tempat (kedudukan) kita?” Nabi meletakkan tangannya yang penuh berkah ke atas bahu Salman al-Farisi dan bersabda, “Dia dan kaumnya (yang akan menggantikan kamu). Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, jika agama ini bertaburan di ‘Tsurayya’, maka sebagian dari orang Persia akan mencarinya dan memegangnya.” (HR Tirmidzi)

Pada hari ini, ketika merujuk Bangsa Persia bukanlah merujuk kepada Iranhttp://cdncache-a.akamaihd.net/items/it/img/arrow-10x10.png dan Syiahnya, karena pada masa ini generasi-generasi bangsa Persia telah tersebar  ke seluruh benua sebagai imigran, seperti di Eropa, Amerika, Australia dan Asia. Bahkan ketika dahulu kekhilafahan menguasai Persia, orang-orang Persia telah menyebar dan membaur di Irak, Syam dan Jazirah Arabhttp://cdncache-a.akamaihd.net/items/it/img/arrow-10x10.png.

Sedang pada ayat yang lain, surah Al Ma’idah ayat 54, juga ada isyarat serupa, “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” Beberapa riwayat dan ahli tafsir seperti Ibnu Katsir merujuk pada kaum Abu Musa Al Asy’ary dari negeri Yaman yang akan menggantikan Bangsa Arab bila murtad dari agamanya.

Namun isyarat-isyarat akan hadirnya suatu kaum yang akan menggantikan posisi bangsa Arab tidaklah sampai disitu saja. Hadits mengenai sosok Al Ghuraba’ di akhir zaman menyiratkan makna yang lain, yakni kedatangan muhajirin dari berbagai kaum dan ras dari seluruh dunia ke tanah arab! Allahu Akbar! Apakah mereka yang akan menggantikan posisi bangsa Arab?

Sebagaimana diulas secara panjang lebar dalam Majalah Dabiq edisi 3, yang bertajuk Bumi Syam adalah bumi Malahim (Al Malhamah Kubro).

Di bagian ketiga dalam tulisan tersebut bahkan dikatakan oleh penulis : “Saya tidak punya keraguan sedikitpun bahwa Daulah ini (Daulah Khilafah Islamiyah), -yang mana telah mengumpulkan jumlah Muhajirin terbesar di bumi Syam dan telah menjadi pengumpul muhajirin terbesar di dunia ini- adalah sebuah ‘keajaiban sejarah‘ yang hanya akan muncul untuk membuka jalan bagi “Al-Malhamah Al-Kubra” (Pertempuran terbesar menjelang hari kiamat). Wallahu’alam.

Siapakah para Muhajirin yang telah berkumpul di bumi Syam, bumi Al Malhamah Al Kubro tersebut?

Di bagian dua dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa para Muhajirin itu adalah orang-orang yang telah berhijrah, orang-orang yang memisahkan diri dari kabilah-kabilah mereka, di saat Islam telah menjadi asing sebagaimana sedia kala.

Demikian penjelasannya :

Ibn Mas’ūd (radiyallāhu ‘anh) berkata bahwa Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda, “Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan ia akan kembali menjadi asing sebagaimana awal mula kedatangannya, maka beruntunglah orang-orang yang asing.” Ada yang bertanya, “Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang asing?”. Beliau menjawab, “Yaitu orang-orang yang memisahkan diri dari kabilah-kabilah (suku-suku) mereka.”[Riwayat Imam Ahmad, ad-Darimi, dan Ibn Majah, dengan sanad Sahih]

Imām Abū Mus’ab az-Zarqāwī (rahimahullah) berkata, “Allah telah menggambarkan para Ghuraba’(orang-orang asing) ini dengan beberapa karakteristik, diantara adalah mereka ‘nuzza’ dari orang-orang, atau ‘nuzza’ dari kabilah mereka. Kata ‘nuzza’ adalah bentuk jamak dari ‘nazi’ dan arti dari ‘nazi’ adalah orang asing yang memisahkan diri dari keluarga dan kabilahnya [artinya dia pergi dan menjauhkan dirinya dari mereka], dan ‘naza’i’ dari unta-unta adalah orang luar. Al-Harawi (rahimahullah) berkata, ‘Dengan hadits ini Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) memaksudkan dengan para muhajirin yang telah meninggalkan tanah air mereka dan berhijrah demi Allah ta’ala”
[al-Qābidūna ‘alal-Jamr].

Al-Baghawī (rahimahullāh) berkata dalam “Sharhus-Sunnah”, “Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) memaksudkan dengan para muhajirin yang telah meninggalkan tanah air mereka dan berhijrah demi Allah ‘azza wa jall.” Ibnul-Athir (rahimahullah) juga menyatakan demikian dalam “an-Nihayah.” As –Sindi menyatakan bahwa mereka adalah “Mereka yang meninggalkan tanah airnya untuk menegakkan Sunnah-sunnah Islam”
[Kifāyatul-Hājah].

Jadi, mereka-mereka yang akan hadir dalam Al Malhamah Al Kubro di bumi Syam nanti, sebagai pembuka jalan, adalah para Muhajirin, orang-orang asing (Al-Ghuroba), dan Nuzza, yang berhijrah meninggalkan kabilah dan tanah air mereka.

Lalu, “Nuzza’” ini berkumpul di Syam, bumi malahim dan bumi dari al-Malhamah al-Kubra. Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wasallam) telah mengkabarkan tentang pertempuran yang akan terjadi di Syam dan sekitarnya, seperti al-Ghutah, Damaskus, Dābiq (atau al-A’māq), sungai Euphrates, dan Konstantinopel (yang mana berada di dekat Syam), dan juga Baytul-Maqdis (Jerusalem), pintu gerbang Lodd, danau Tiberius, sungai Jordan, Bukit Sinai, dan sebagainya. Dan beliau (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) telah mengaitkan bumi yang berbarokah ini (Syam) dengan banyak kejadian yang berhubungan dengan al-Masih (Nabi Isa), Al-Mahdi dan Dajjal.

Abud-Darda’ (radiyallahu ‘anh) berkata bahwasanya Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda, “Sesungguhnya benteng kaum muslimin pada hari al-Malhamah al-Kubra (pertempuran terbesar di akhir zaman) berada di al-Ghutah, di samping kota yang bernama Damascus, salah satu kota terbaik di Syam
[sahīh – diriwayatkan oleh Imām Ahmad, Abū Dāwūd, and al-Hākim].

Abdullāh Ibn ‘Amr (radiyallāhu ‘anhumā) berkata bahwasanya Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda, “Aku melihat tiang dari al-Kitab diambil dari bawah bantalku, maka aku mengikutinya dan ada sebuah cahaya bersinar yang mengarah menuju Syam. Sesungguhnya iman pada saat terjadi fitnah, adalah di Syam”
[sahīh – diriwayatkan oleh al-Hākim]

Abū Dharr (radiyallāhu ‘anh) berkata bahwasanya Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda,”Syam adalah bumi tempat berkumpul dan menyebar [maksudnya tempat “Hari Kebangkitan”]“ [sahih – diriwayatkan oleh al-Bazzar dan yang lainnya]

Syaikh Hamūd at-Tuwayjirī (rahimahullāh), dalam mengomentari beberapa riwayat mengenai fitnah dan pertempuran di Syam, berkata “Dalam riwayat-riwayat ini adalah bukti bahwa Kelompok at-Tā’ifatul-Mansūrah (kelompok yang akan dimenangkan oleh Allah) akan berada di Syam pada saat mendekati kiamat nanti, karena Khilafah akan tegak di sana. Mereka akan terus berada di sana dan tetap menampakkan kebenaran sampai Allah mengirimkan angin lembut dan mencabut nyawa dari setiap orang yang memiliki iman di hatinya, sebagaimana yang telah ada dalam riwayat sahih bahwa Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda, ‘Sampai Allah mendatangkan keputusannya sementara mereka tetap dalam kondisi demikian’” [Ithāful-Jamā’ah].

Maka, apakah kalian berani mengklaim sebagai Al Ghuroba’ sedangkan kalian belum meninggalkan kabilah (negara) kalian dan berhijrah?

Wallahu’alam bishowab.


No comments:

Translate