Friday, November 21, 2014


Kisah Perjalanan Hijrah Gadis-Gadis Eropa Menuju Daulah Islamiyyah

Tsarnaev untuk Al-Mustaqbal Channel


Jihad Syam telah mengukir sejarah perjalanan panjang para pejuang melawan kebatilan. Dimana ada banyak kisah dari para perindu surga yang menginginkan hidup di bumi yang penuh berkah, bumi Syam. Mereka adalah orang-orang pilihan untuk ikut dalam peran memperjuangkan agama dan kemanusiaan.
Takjub ketika orang-orang pilihan itu telah melakukan transaksi jual beli dengan Rabb-nya, dan mereka yakin Rabb-nya tidak akan merugikannya sedikitpun. Merekalah para Mujahidin dan Mujahidah, merekalah yang akan memimpin dunia atas izin Allah yang Maha penguasa langit dan bumi.
Akan datang suatu zaman, dimana kaum muslimin menjadi raja-raja dan para penguasa yang dicintai oleh orang-orang yang beriman dan ditakuti serta disegani oleh musuh-musuh Islam dan musuh-musuh kaum muslimin, merekalah mujahidin yang mengorbankan jiwa dan hartanya hanya untuk menggapai keridhoan Rabb-nya.
Kisah Para Wanita Yang Hijrah Ke Daulah Islamiyyah
Bumi Syam, bumi yang dijanjikan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjadi daya tarik bagi para “wisatawan” mancanegara, tidak hanya untuk laki-laki beriman, namun para wanita shalihah pun ikut menjadi pengukir sejarah perjalanan jihad di bumi Syam.
Sekitar 63 wanita Inggris telah berhasil menapakkan kakinya di medan ribath, masing-masing mereka mempunyai kisah perjalanannya. Mereka adalah wanita pilihan Allah, menjadi pemeran kisah peperangan akhir zaman.
Prancis tercatat sebagai negara yang paling banyak mencetak muhajirin dan muhajirah. Lebih dari 1000 warganya berbondong-bondong menuju Syam, tak ketinggalan para istri dan para wanitanya.
Begitupun Jerman, Belanda, Belgia, Denmark, Austria dan Bosnia disana tercatat banyak mujahidin pemberani yang telah Allah pilih sebagai singa-singa Islam.
Kisah Zahra Halane Dan Saudara Kembarnya
Zahra Halane, seorang gadis berusia 16 tahun, ketika itu dia sedang berpose dengan AK-47, sebuah pisau, dan sebuah granat. Bendera Ar-Rayyah menghiasi dinding dibelakangnya.
Banyak orang yang mengatakan, dia telah menyia-nyiakan hidupnya dengan pergi ke Syam, dia telah mengkhianati masa mudanya. Namun, tekad sudah bulat, dia harus hijrah meninggalkan negerinya yang damai, di Manchester Inggris. Biarlah orang lain berkata apa, namun kecintaannya kepada Rabb-nya lebih besar dibanding kehidupan yang melenakannya di negerinya.
Dia pergi bersama saudara kembarnya, Salma pada tanggal 26 juni 2014. Dua gadis kembar berdarah Somalia pergi meninggalkan keluarganya yang tercinta. Ayahnya meminta mereka untuk pulang, namun mereka mencoba meyakinkan sang ayah agar mengizinkan dia dan Salma untuk menyusul kakak laki-lakinya yang lebih dulu berangkat berjihad.
Tibalah mereka di bumi Syam, tempat berkumpul orang-orang shalih. Bersusah payah mereka menyebrang dari Turki, menempuh setapak demi setapak menuju perbatasan. Alhamdulillah, Mereka menapakkan kakinya di Ibu Kota Daulah Islamiyyah, Raqqah. Kini Zahra masuk ke kesatuan brigade Muslimah Al-Khansaa yang berbasis di Raqqa.
Kisah Persahabatan Samra Kesinovic dan Sabina Selimovic
Austri yang indah, penuh dengan tempat wisata menarik, negara yang ekonominya cukup maju. Dan disana lahir bibit-bibit para pejuang Islam. 14 orang perempuan diketahui telah hijrah ke Daulah Islamiyah. Diantara mereka adalah Samra Kesinovic dan Sabina Selimovic, dua orang gadis cantik berusia 16 tahun.
Dihari yang cerah pada bulan april 2014 dua anak gadis melakukan perjalanan ke Turki secara diam-diam. Disaat itu tidak lagi mereka memikirkan bahaya apa yang menghadang mereka saat diperjalanan. Yang ada hanyalah tekad baja untuk berjuang menapakkan kaki di bumi Syam.
Dua orang yang bersahabat di negara asalnya, dan mereka melanjutkan persahabatan mereka di bumi jihad, Insha Allah mereka akan bersahabat diakhirat kelak.
Samra Kesinovic, yang masih sekolah di Senior High School di Winna tidak disangka akan berangkat ke Suriah bersama sahabatnya. Dia seorang muallaf yang mulai menutup auratnya. Dia pernah diketahui menulis di dinding sekolah dengan kata, “I Love Al-Qaeda”.
Samra telah tergugah hatinya untuk ikut Perang Suci bersama para muhajirah lainnya, karena sejak dia mengerti Islam sejak itu pula dia sangat mencintai jihad. Kini mereka telah menikah dengan mujahidin Daulah Islamiyah, dikabarkan bahwa diantara mereka sudah ada yang hamil, dan Insha Allah akan melahirkan generasi mujahid.
Kisah Aqsa Mahmood, Si Gadis Cantik Yang Meninggalkan Kemewahannya
Tidak disangka seorang wanita yang dahulu memiliki pemikiran liberal dan moderat kini menjadi militan dan menjadi seorang mujahidah. Dia adalah Aqsa Mahmood, seorang gadis berusia 20 tahun asal Skotlandia yang menikah dengan Mujahidin Daulah Islamiyah asal Chechnya.
Aqsaa yang juga dikenal dengan Ummu Laits adalah anak dari seorang pebisnis kaya raya di Glasgow, Skonlandia. Dia meninggalkan kuliah dan karirnya yang cemerlang hanya untuk menempuh perjalanan terjal jihad Syam.
Gadis yang menjadi incaran para lelaki di universitas yang dia jalani tidak membuatnya terlena. Hatinya hanya untuk laki-laki yang memperjuangkan agamanya, dan dia telah menikah dengan pria tampan nan gagah dari salah satu mujahidin Daulah Islamiyyah asal Chechnya.
Gadis belia yang lahir dari keluarga moderat membuat shock keluarganya, mereka tidak menyangka anak gadisnya meninggalkan semua impiannya dan memilih pergi ke Suriah. Dia melakukan perjalanan menuju Turki pada November 2013.
Ibunya yang bernama Khalida Mahmood mengirim pesan untuknya : “Putriku sayang, kembalilah kerumahmu, aku merindukanmu begitu pula dengan saudara-saudaramu sangat merindukanmu…Duhai Putriku, aku mencintaimu.”
Kemudian Aqsaa menjawab,”Tidak ibu, bagiku inilah jalan hidupku, aku rela menjadi martir untuk agamaku. Ibuku yang kucintai, ketahuilah, aku akan membawa kalian ke surga, tunggu aku disana. Pada suatu hari, aku akan melihat kalian di hari penghakiman.”
Kisah Shannon Conley Dan Impiannya Yang Gagal
Berawal dari Colorado, Amerika Serikat muncullah seorang gadis berusia 19 tahun yang bercita-cita menjadi anggota mujahidah Daulah Islamiyyah. Dia sangat menginginkan sisa hidupnya untuk bertempur bersama para mujahidin.
Tidak nampak batang hidung Shannon Conley selama beberapa bulan pada sebuah gereja, kemana gerangan dirinya ? ternyata selama itu Shannon telah masuk Islam dan tekun belajar agama Islam.
Melihat konflik Suriah yang membara, menjadikan Shannon tergugah hatinya untuk berangkat ke medan jihad. Dia sangat memimpikan pergi dan berjuang, setidaknya merawat para korban yang terluka. Shannon juga ingin menikah dengan mujahidin yang kelak bisa mengajarkannya jihad dan mengajarkannya arti perjuangan.
Didorong dengan tekad yang kuat, Shannon mencoba untuk mendaftar akademi militer AS. Dia berharap dengan latihan militer dia bisa menerbangkan pesawat yang suatu hari nanti dia bisa ajarkan kepada para mujahidin. Pada bulan Februari, ia menghadiri sebuah kamp pelatihan kaderisasi Angkatan Darat AS di Texas untuk mempelajari taktik militer AS dan praktek menembak.
Shannon mulai dicurigai, rupanya seorang pendeta membocorkan rahasia Shannon yang hendak berangkat ke Suriah. Di bulan maret, Shannon melakukan perjalanan ke Jerman kemudian hendak menuju Turki. Dan akhirnya di bandara internasional Denver, Jerman, Shannon ditangkap karena ketahuan mencoba melakukan perjalanan ke Suriah.

GHUROBA

Dan Kaum Itu Pun Diganti Oleh Allah! Memaknai Lebih Dalam Arti Al Ghuraba’


By Abu Yusuf Dibaca sebanyak: 1485 kali

November 20, 2014




Abu Yusuf untuk Al-Mustaqbal Channel

Sulit untuk digambarkan perasaan para sahabat ketika Rasulullah mengabarkan tentang isyarat murtadnya Bangsa Arabhttp://cdncache-a.akamaihd.net/items/it/img/arrow-10x10.png suatu saat nanti. Ketika turun ayat 38 surah Muhammad, “Jika kamu berpaling (dari agama), niscaya Dia (Allah) akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu”, maka sebagian sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, jika kita berpaling, siapakah yang akan menggantikan tempat (kedudukan) kita?” Nabi meletakkan tangannya yang penuh berkah ke atas bahu Salman al-Farisi dan bersabda, “Dia dan kaumnya (yang akan menggantikan kamu). Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, jika agama ini bertaburan di ‘Tsurayya’, maka sebagian dari orang Persia akan mencarinya dan memegangnya.” (HR Tirmidzi)

Pada hari ini, ketika merujuk Bangsa Persia bukanlah merujuk kepada Iranhttp://cdncache-a.akamaihd.net/items/it/img/arrow-10x10.png dan Syiahnya, karena pada masa ini generasi-generasi bangsa Persia telah tersebar  ke seluruh benua sebagai imigran, seperti di Eropa, Amerika, Australia dan Asia. Bahkan ketika dahulu kekhilafahan menguasai Persia, orang-orang Persia telah menyebar dan membaur di Irak, Syam dan Jazirah Arabhttp://cdncache-a.akamaihd.net/items/it/img/arrow-10x10.png.

Sedang pada ayat yang lain, surah Al Ma’idah ayat 54, juga ada isyarat serupa, “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” Beberapa riwayat dan ahli tafsir seperti Ibnu Katsir merujuk pada kaum Abu Musa Al Asy’ary dari negeri Yaman yang akan menggantikan Bangsa Arab bila murtad dari agamanya.

Namun isyarat-isyarat akan hadirnya suatu kaum yang akan menggantikan posisi bangsa Arab tidaklah sampai disitu saja. Hadits mengenai sosok Al Ghuraba’ di akhir zaman menyiratkan makna yang lain, yakni kedatangan muhajirin dari berbagai kaum dan ras dari seluruh dunia ke tanah arab! Allahu Akbar! Apakah mereka yang akan menggantikan posisi bangsa Arab?

Sebagaimana diulas secara panjang lebar dalam Majalah Dabiq edisi 3, yang bertajuk Bumi Syam adalah bumi Malahim (Al Malhamah Kubro).

Di bagian ketiga dalam tulisan tersebut bahkan dikatakan oleh penulis : “Saya tidak punya keraguan sedikitpun bahwa Daulah ini (Daulah Khilafah Islamiyah), -yang mana telah mengumpulkan jumlah Muhajirin terbesar di bumi Syam dan telah menjadi pengumpul muhajirin terbesar di dunia ini- adalah sebuah ‘keajaiban sejarah‘ yang hanya akan muncul untuk membuka jalan bagi “Al-Malhamah Al-Kubra” (Pertempuran terbesar menjelang hari kiamat). Wallahu’alam.

Siapakah para Muhajirin yang telah berkumpul di bumi Syam, bumi Al Malhamah Al Kubro tersebut?

Di bagian dua dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa para Muhajirin itu adalah orang-orang yang telah berhijrah, orang-orang yang memisahkan diri dari kabilah-kabilah mereka, di saat Islam telah menjadi asing sebagaimana sedia kala.

Demikian penjelasannya :

Ibn Mas’ūd (radiyallāhu ‘anh) berkata bahwa Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda, “Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan ia akan kembali menjadi asing sebagaimana awal mula kedatangannya, maka beruntunglah orang-orang yang asing.” Ada yang bertanya, “Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang asing?”. Beliau menjawab, “Yaitu orang-orang yang memisahkan diri dari kabilah-kabilah (suku-suku) mereka.”[Riwayat Imam Ahmad, ad-Darimi, dan Ibn Majah, dengan sanad Sahih]

Imām Abū Mus’ab az-Zarqāwī (rahimahullah) berkata, “Allah telah menggambarkan para Ghuraba’(orang-orang asing) ini dengan beberapa karakteristik, diantara adalah mereka ‘nuzza’ dari orang-orang, atau ‘nuzza’ dari kabilah mereka. Kata ‘nuzza’ adalah bentuk jamak dari ‘nazi’ dan arti dari ‘nazi’ adalah orang asing yang memisahkan diri dari keluarga dan kabilahnya [artinya dia pergi dan menjauhkan dirinya dari mereka], dan ‘naza’i’ dari unta-unta adalah orang luar. Al-Harawi (rahimahullah) berkata, ‘Dengan hadits ini Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) memaksudkan dengan para muhajirin yang telah meninggalkan tanah air mereka dan berhijrah demi Allah ta’ala”
[al-Qābidūna ‘alal-Jamr].

Al-Baghawī (rahimahullāh) berkata dalam “Sharhus-Sunnah”, “Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) memaksudkan dengan para muhajirin yang telah meninggalkan tanah air mereka dan berhijrah demi Allah ‘azza wa jall.” Ibnul-Athir (rahimahullah) juga menyatakan demikian dalam “an-Nihayah.” As –Sindi menyatakan bahwa mereka adalah “Mereka yang meninggalkan tanah airnya untuk menegakkan Sunnah-sunnah Islam”
[Kifāyatul-Hājah].

Jadi, mereka-mereka yang akan hadir dalam Al Malhamah Al Kubro di bumi Syam nanti, sebagai pembuka jalan, adalah para Muhajirin, orang-orang asing (Al-Ghuroba), dan Nuzza, yang berhijrah meninggalkan kabilah dan tanah air mereka.

Lalu, “Nuzza’” ini berkumpul di Syam, bumi malahim dan bumi dari al-Malhamah al-Kubra. Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wasallam) telah mengkabarkan tentang pertempuran yang akan terjadi di Syam dan sekitarnya, seperti al-Ghutah, Damaskus, Dābiq (atau al-A’māq), sungai Euphrates, dan Konstantinopel (yang mana berada di dekat Syam), dan juga Baytul-Maqdis (Jerusalem), pintu gerbang Lodd, danau Tiberius, sungai Jordan, Bukit Sinai, dan sebagainya. Dan beliau (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) telah mengaitkan bumi yang berbarokah ini (Syam) dengan banyak kejadian yang berhubungan dengan al-Masih (Nabi Isa), Al-Mahdi dan Dajjal.

Abud-Darda’ (radiyallahu ‘anh) berkata bahwasanya Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda, “Sesungguhnya benteng kaum muslimin pada hari al-Malhamah al-Kubra (pertempuran terbesar di akhir zaman) berada di al-Ghutah, di samping kota yang bernama Damascus, salah satu kota terbaik di Syam
[sahīh – diriwayatkan oleh Imām Ahmad, Abū Dāwūd, and al-Hākim].

Abdullāh Ibn ‘Amr (radiyallāhu ‘anhumā) berkata bahwasanya Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda, “Aku melihat tiang dari al-Kitab diambil dari bawah bantalku, maka aku mengikutinya dan ada sebuah cahaya bersinar yang mengarah menuju Syam. Sesungguhnya iman pada saat terjadi fitnah, adalah di Syam”
[sahīh – diriwayatkan oleh al-Hākim]

Abū Dharr (radiyallāhu ‘anh) berkata bahwasanya Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda,”Syam adalah bumi tempat berkumpul dan menyebar [maksudnya tempat “Hari Kebangkitan”]“ [sahih – diriwayatkan oleh al-Bazzar dan yang lainnya]

Syaikh Hamūd at-Tuwayjirī (rahimahullāh), dalam mengomentari beberapa riwayat mengenai fitnah dan pertempuran di Syam, berkata “Dalam riwayat-riwayat ini adalah bukti bahwa Kelompok at-Tā’ifatul-Mansūrah (kelompok yang akan dimenangkan oleh Allah) akan berada di Syam pada saat mendekati kiamat nanti, karena Khilafah akan tegak di sana. Mereka akan terus berada di sana dan tetap menampakkan kebenaran sampai Allah mengirimkan angin lembut dan mencabut nyawa dari setiap orang yang memiliki iman di hatinya, sebagaimana yang telah ada dalam riwayat sahih bahwa Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda, ‘Sampai Allah mendatangkan keputusannya sementara mereka tetap dalam kondisi demikian’” [Ithāful-Jamā’ah].

Maka, apakah kalian berani mengklaim sebagai Al Ghuroba’ sedangkan kalian belum meninggalkan kabilah (negara) kalian dan berhijrah?

Wallahu’alam bishowab.


Apa Makna Penerbitan Uang Emas Dan Perak Oleh Daulah Islamiyah Dari Segi Politik, Ekonomi, Dan Strategi?

By M. Fachry Dibaca sebanyak: 1670 kali 
Oleh : Ahmad Thaha 
Penerjemah : Abu Hanan 



Daulah Islamiyah kini tengah memproses penerbitan mata uang khusus miliknya yang didasarkan pada emas dan perak. Jika benar-benar terjadi, maka ini adalah sebuah langkah besar dalam pembangunan ekonomi yang sesungguhnya bagi Daulah Khilafah. Pada kenyataannya, Daulah selalu memberikan kejutan kepada kita, dengan imajinasi-imajinasi kita yang terbatas. Apa yang kita sangka akan memakan waktu bertahun-tahun dan merupakan langkah terakhir, kita temukan terwujud dalam realita lebih cepat dari apa yang kita pikirkan dalam khalayan kita. Sebelum orang-orang bodoh—seperti kebiasaan mereka—mengejek dirham dan dinar, sebagaimana sebelumnya mereka telah mengejek syariat dan agama—La haula wa la quwwata illa billah—saya akan menjelaskan dalam tulisan ini beberapa fakta tentang uang emas dan perak. 1. Uang emas—dan uang kertas yang didasarkan pada cadangan emas—adalah pondasi asli perekonomian dunia. Emas-lah yang menunjukkan nilai sesungguhnya dari uang kertas. Dunia telah terbiasa menggunakan emas dan perak sebagai uang, sampai menjelang Perang Dunia Pertama, ketika transaksi dengan keduanya dihentikan. Setelah Perang Dunia Pertama usai, dunia kembali menggunakan emas dan perak secara parsial. Kemudian penggunaan keduanya terus berkurang. Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, orang-orang bergegas menuju bank-bank untuk menarik uang mereka, yaitu emas mereka. Tetapi mereka dikejutkan oleh kenyataan bahwa emas yang tersedia tidak mencukupi semua pencairan yang ada. Maka dikeluarkanlah sebuah undang-undang di Inggris yang mengharuskan semua orang untuk tidak menuntut lagi emas mereka, dan bahwa surat-surat berharga yang ada di tangan mereka menjadi obligasi bagi mereka. Dengan demikian, terjadilah proses penipuan dan penggelapan terbesar dalam sejarah, dan terjadilah pencurian harta manusia oleh orang-orang Yahudi. Dan muncullah istilah standar emas, yaitu rasio cadangan emas terhadap uang kertas yang beredar. Dan standar emas ini terus menurun secara bertahap seiring dengan perjalanan waktu, sampai masa kita sekarang ini. Pada tahun 1971 M, transaksi menggunakan emas dan perak dihapuskan secara total, ketika Presiden Amerika, Nixon, memutuskan secara resmi pada 15 Juli 1971 penghapusan sistem Bretton Woods yang mengharuskan konvertibilitas dolar terhadap emas dan pengaitan dolar dengan emas dengan harga yang tetap. Sejak saat itu, mata uang menjadi salah satu dari sarana penjajahan. Di balik keputusan itu, Amerika ingin menjadikan dolar sebagai pondasi keuangan di dunia, sehingga ia bisa mengontrol dan menguasai pasar uang internasional. Sistem moneter dunia pun menjadi kacau dan nilai tukar uang menjadi berubah-ubah. 2. Uang emas dan perak masih ada sampai Daulah Khilafah Islamiyah jatuh dan terjadi perancurian harta dan uang kaum muslimin. Bukan cuma kaum muslimin, tetapi seluruh dunia. Lalu masyarakat diberi kertas-kertas berwarna yang mereka namakan uang kertas. Sebenarnya, penerbitan uang kertas adalah proses penipuan dan penggelapan terbesar yang terjadi dalam sejarah umat manusia. Dan uang kertas adalah yang mendatangkan semua bencara ekonomi yang kita alami saat ini. Uang kertaslah yang telah menyeret kita sekuat-kuatnya, sehingga riba mendominasi ekonomi dunia saat ini. Misalnya, saya meminjam 100 pound dari Anda tiga tahun lalu. Jika saya mengembalikan 100 pound kepada Anda sekarang, maka saya telah menzalimi Anda, karena 100 pound di masa lalu bisa membeli barang-barang yang jauh lebih banyak daripada apa yang bisa dibelinya sekarang. Dan agar Anda bisa mengganti kerugian Anda, Anda terpaksa meminta uang tambahan. Itulah alasan yang selalu dikatakan oleh bank. Dan itulah riba itu sendiri. 3. Uang kertas menjadi sekadar kertas yang tidak ada nilainya. Dari situ, terjadilah inflasi, resesi, dan kehancuran ekonomi dunia. Itu dialami oleh Amerika sendiri sebagai kekuatan ekonomi terbesar di dunia, seperti yang terjadi pada fase “resesi besar” tahun 1929 dan “krisis ekonomi dunia” tahun 2008. Seluruh umat manusia menderita karenanya, karena enkonomi seluruh dunia terikat dengan uang kertas dolar yang sebenarnya tidak memiliki nilai, selain kekuatan militer yang dengannya Amerika memaksakan kebijakannya kepada umat manusia. Amerika menjadikan dolar sebagai mata uang yang sulit didapat, padahal sebenarnya ia tidak sulit didapat. Dan yang mengontrol penerbitan uang adalah Bank Federal Amerika. Tetapi sebenarnya ia tidaklah bersifat federal. Ia dimiliki dan dikuasai oleh sekelompok pebisnis yang menyedot jerih payah seluruh manusia. Dan pemerintah Amerika tidak memiliki kekuasaan terhadapnya. Riba, inflasi, serta permainan nilai dan harga mata uang menimbulkan bencana-bencana ekonomi dan menjadikan seluruh manusia hidup sebagai tawanan bagi segelintir orang. Semua itu dilarang oleh Islam. Dan jika terjadi, maka boleh dikobarkan perang atas nama Allah dan Rasul-Nya, karena ia termasuk penyebab kerusakan dan kezaliman yang paling besar dalam kehidupan manusia. 4. Amerika sendiri terbebani hutang yang paling besar di dunia dalam sejarah manusia, yaitu 17,6 triliun dolar pada tahun 2014. Ini adalah angka yang memaksa akal untuk bertanya: Bagaimana negara dengan hutang sebesar ini bisa bertahan? Jawabannya adalah umat Islam. Kitalah yang menstimulus ekonomi Amerika dengan monopoli Amerika terhadap kekayaan minyak yang dianugerahkan oleh Allah kepada umat Islam. Amerika telah melakukan hal-hal berikut ini: (1) memonopoli minyak umat Islam dan ekstraksinya; (2) memaksakan dolar sebagai satu-satunya mata uang untuk menentukan harga minyak; (3) mengontrol produksi dunia. Sampai-sampai dikatakan bahwa salah satu sebab perang Irak adalah karena Saddam Husein membeli minyak dengan berbagai mata uang dan melepaskan diri dari hegemoni dolar. 5. Tujuan diadakannya uang bukanlah untuk menjadi barang dagangan tersendiri, tetapi untuk menjadi mediator yang memiliki nilai yang tetap untuk melaksanakan proses jual beli. Dan sejak dulu kala, Allah telah memberi petunjuk kepada manusia untuk menggunakan emas dan perak sebagai uang. Yang demikian itu karena Allah ‘Azza wa Jalla telah meletakkan dalam kedua logam ini karakteristik-karakteristik yang menjadikannya layak untuk digunakan sebagai uang. Allah ‘Azza wa Jalla telah menyimpan emas dan perak dalam perut bumi untuk manusia dengan kuantitas yang cukup untuk digunakan sampai hari kiamat. Ini tercakup dalam firman Allah Ta’ala: وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا. “Dan Dia tentukan makanan-makanan (bagi penghuni)nya di dalamnya.” (Fushshilat: 10) Allah ‘Azza wa Jalla mengisyaratkan penggunaan emas dan perak sebagai uang dalam firman-Nya: وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ. “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak membelanjakannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih.” (At-Taubah: 34) Dan dalam firman-Nya: زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ. “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak.” (Ali Imran: 14) Umat-umat dan bangsa-bangsa terus menggunakan emas dan perak sebagai uang sampai permulaan abad ke-19, ketika orang-orang Yahudi di Eropa dilarang untuk bekerja dengan profesi apa pun. Mereka pun kemudian bekerja dalam bidang penyimpanan uang. Profesi penyimpanan uang adalah sebagai berikut: Ketika seorang pedagang hendak melakukan perjalanan dagang, dia harus meninggalkan uangnya di rumah. Dia pun takut uangnya itu akan hilang. Maka orang-orang Yahudi meyakinkannya untuk memberikan uangnya kepada mereka sebagai titipan, sampai dia kembali dari perjalanan. Lebih jauh, mereka merayu pemilik harta untuk meminjamkan uangnya kepada mereka dengan riba. Orang-orang Yahudi mendapatkan keuntungan dari semua itu dan memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan riba juga. Demikianlah, profesi penyimpanan uang ini berkembang di Eropa dan menjadi pekerjaan bagi orang-orang Yahudi. 6. Islam mengharamkan tindakan menyimpan emas dan perak serta menghalangi peredaran keduanya. Hukum dasar dalam Islam terkait dengan uang adalah bahwa ia harus beredar, dibelanjakan di jalan Allah, dan dibelanjakan di jalan-jalan kebaikan. Islam mengharamkan monopoli. Islam melarang pembatasan uang bagi kelompok orang-orang kaya saja. Dan Islam mengharamkan riba, pemborosan, harta yang haram, dan tindakan mempermainkan makanan dan penghidupan manusia. 7. Islam menutup jalan ke arah permainan standar emas dan mata uang, dan menganggapnya sebagai salah satu jenis riba. Islam menamakannya dengan riba fadhl atau riba jual beli. Emas dan perak adalah harga dan uang (alat tukar). Karena itu, Allah melarang untuk menjadikannya sebagai komoditas yang diperdagangkan oleh para pedagang. Ibnu Qayyim mengatakan perkataan yang sangat bagus tentang masalah tujuan penetapan harga dengan emas: “Illah (alasan) pengharaman riba dalam emas dan perak adalah keberadaannya sebagai harga. Dinar dan dirham adalah harga barang-barang dagangan. Dan harga adalah standar yang dengannya nilai harta ditentukan. Maka ia harus pasti dan akurat, tidak naik dan tidak turun. Sebab, jika harga naik dan turun seperti komoditas, maka kita tidak memiliki harga yang dengannya kita mengukur barang-barang dagangan, tetapi semuanya adalah komoditas. Kebutuhan manusia terhadap harga yang dengannya mereka mengukur barang-barang dagangan adalah kebutuhan primer yang bersifat umum. Barang-barang dagangan tidak diketahui kecuali dengan harga yang dengannya nilainya ditentukan. Dan itu tidak terwujud kecuali dengan adanya harga yang dengannya nilai barang-barang ditentukan dan memiliki kondisi yang stabil. Ia tidak boleh dinilai dengan barang lain, karena dengan begitu ia akan menjadi komoditas yang naik dan turun, sehingga transaksi-transaksi manusia akan rusak, kemunduran akan terjadi, dan madharat akan merajalela… Fungsi harga bukanlah untuk dijadikan tujuan, tetapi untuk dijadikan alat perantara untuk mendapatkan komoditas. Apabila harga itu sendiri menjadi komoditas yang menjadi tujuan, maka rusaklah kondisi manusia.” (A’lamul Muwaqqi’in, 2/159) Semua uang memiliki hukum yang sama dengan emas dan perak, dari materi apa pun dia dibuat, seperti dolar, pound, dan dinar, baik kertas mapun logam, selama ia adalah harga bagi barang-barang. 8. Pencetakan uang yang didasarkan pada cadangan emas, atau uang emas itu sendiri, adalah sebuah prinsip ekonomi Islam yang adil. Kita bisa membayangkan bahwa satu prinsip Islam saja bisa melindungi makanan, keringat, dan jerih payah manusia dari pencaplokan yang berada di balik permainan harga mata uang. Ketika seseorang membandingkan manhaj Islam dan manhaj Jahiliyah dalam setiap bagian kehidupan —dan tema kita di sini adalah tentang uang— kita akan menemukan perbedaan antara manhaj Islam dengan kebenaran, keadilan, kebaikan, dan rahmat yang dibawanya untuk seluruh umat manusia, dan antara manhaj Jahiliyah yang mendatangkan kemiskinan, kezaliman, dan kebiadaban yang membakar seluruh umat manusia. 9. Sebuah perusahaan khusus di Malaysia benar-benar telah memulai proyek pencetakan uang emas dan perak. 10. Sistem emas dan perak tidak akan menghadapkan dunia pada pertambahan apa yang beredar darinya secara mengejutkan, sebagaimana terjadi pada uang kertas. Dengan begitu, uang memiliki sifat tetap dan stabil. Kepercayaan terhadapnya akan bertambah. Dan ia membuat nilai tukar antara mata uang berbagai negara menjadi seimbang, karena setiap mata uang dinilai dengan satuan-satuan tertentu dari emas dan perak. Dengan begitu, seluruh dunia pada hakikatnya akan memiliki satu uang saja, yaitu emas dan perak, meskipun mata uang mereka berbeda-beda. Kaum muslimin bersepakat bahwa berat satu dinar emas menurut syariat adalah 4,25 gram emas murni 24 karat, dan berat satu dirham perak menurut syariat adalah 2,975 gram perak murni. 1. Di antara tugas Daulah Islamiyah adalah mencetak uang, karena ini adalah proses yang membutuhkan biaya. Ketika pencetakan dilakukan dalam kuantitas yang sangat besar, maka biaya produksi akan menjadi sangat murah, sehingga nilai uang pada akhirnya adalah nilai emas atau perak yang dikandungnya, tanpa ditambahkan padanya biaya produksi. Uang termasuk hal-hal yang dijelaskan hukumnya oleh Islam, bukan termasuk hal-hal yang berada dalam wilayah pendapat dan musyawarah. Ia tidak boleh disesuaikan dengan tuntutan-tuntutan kondisi ekonomi atau kondisi moneter. Tetapi mengingat keberadaannya sebagai satuan pembayaran tunai dan mengingat jenisnya, ia harus bersifat tetap berdasarkan hukum syariat. Maka kembali kepada kaedah emas dan perak dianggap sebagai salah satu hukum syariat bagi Daulah Khilafah. Tindakan Daulah Khifah mencetak uang emas akan mendatangkan banyak manfaat yang besar: (1) mengikuti ridha Allah dengan mewujudkan kebenaran dan keadilan dalam kehidupan manusia; (2) membebaskan diri dari lingkaran riba internasional yang dikuasai oleh kaum Yahudi dan Salibis; (3) membebaskan kekayaan umat, berupa minyak dan lainnya, dari keterikatan dengan dolar di bawah penindasan kekuatan militer Amerika; (4) mempercepat kehancuran ekonomi Amerika, karena setiap dolar yang beredar akan menstimulus ekonomi Amerika; (5) memotivasi negara-negara yang lemah dan tertindas untuk memerdekakan diri dari belenggu penghinaan Amerika, membebaskan mata uangnya, dan melindungi negaranya dari inflasi, resesi, dan kehancuran ekonomi yang diatur oleh segelintir Yahudi yang menguasai Bank Dunia dan IMF, serta para pebisnis dan penguasa wilayah-wilayah lepas pantai, yang mempermainkan makanan, keringat, dan jerih payah manusia, tanpa ada yang mengawasi dan mengaudit. 2. Saya mengusulkan kepada Daulah Islamiyah terkait penerbitan uang emas dan perak agar Baitul Mal menerbitkan kartu ATM kepada rakyat Daulah secara gratis, yang terhubung dengan jaringan percetakan uang pusat dan cabang-cabang bank Islam, baik di dalam wilayah Daulah Khilafah maupun di daerah-daerah yang akan ditaklukkan di masa mendatang insya Allah. Dari layanan kartu ATM akan diperoleh kemudahan dalam mengedarkan uang, kemudahan dalam mengumpulkan zakat, serta kemudahan dalam memberikan penghidupan kepada masyarakat, membayarkan gaji, dan menyalurkan zakat, melalui transfer elektronik. Sebab, di dalamnya terdapat kecepatan, ketelitian, kemajuan, dan keselarasan dengan teknologi modern. Di samping bahwa di dalamnya terdapat pembebasan ekonomi Khilafah dari penjajahan internasional terhadap pasar uang dan nilai tukar, serta usaha memakan harta manusia dengan cara yang batil. 

Sumber: http://www.dawaalhaq.com/?p=19823

Translate